5 Rekomendasi Buku/Film/Musik

Day 10



Tema-tema yang diajukan Komunitas Blogger Perempuan Network ini sungguh luar biasa menurut saya, luar biasa membuat saya nampak lebih receh lagi dari aslinya.😅

Dari mulai membeberkan lima fakta soal diri sendiri, lima tempat makan favorit, lima barang yang selalu ada di tas, dan sekarang dituntut untuk memberikan lima rekomendasi buku/film/musik.

Sesuatu hal yang lumrah menurut saya ketika seseorang merekomendasikan sesuatu hal yang di sukai atau memiliki makna cerita yang mendalam dan inspiratif baik itu film, buku maupun bentuk- bentuk yang lain-nya
Yang tidak wajar adalah ketika seseorang (yang lain) mengatakan bahwa hal yang kita rekomendasikan itu buruk atau "payah banget sih selera kamu" 
Karena tidak ada yang salah dengan 'selera' menurut saya, minat seseorang tidak dapat di sama ratakan atau dipaksa sama dengan yang lain, pengalaman dan wawasan orang pun tentunya berbeda-beda. 
(Ini sih ancang-ancang karena saya gak mau di bilang payah saja. Hahaha)


PeeKay / PK

Ilustrasi

Film komedi satir yang mengisahkan perjalanan seorang Alien dalam pencarian alat komunikasi (disini disebut remote control) yang telah dicuri seorang penduduk bumi.

Alien ini digambarkan sebagai bayi yang baru lahir, yang pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat seorang manusia, termasuk dogma agama, dan pencarian 'Tuhan'-nya.

Baiknya kita tinggalkan sejenak fanatisme dan menggunakan pemikiran yang jernih dan terbuka dalam menyimak salah satu film tercerdas ini (versi saya).
Karena pada dasarnya semua agama itu sama, sama-sama mengajarkan kita tentang rasa damai dan cinta kasih, dan yang mengkotak-kotakan pemikiran manusia ialah manusia itu sendiri.



Forest Gump

Ilustrasi

Film yang mengisahkan jalan hidup seorang pria yang memiliki keterbatasan IQ tetapi mendapat banyak keberuntungan berkat ketulusan hati dan keras-nya usaha yang telah ia lalui.

Membawa negara-nya menjuarai sebuah ajang internasional sebagai atlit, atau mendapat penghargaan medali kehormatan kongres dalam upaya penyelamatan rekan-rekan tentara yang terluka dalam perang melawan kelompok pemberontak Vietnam. contohnya.

Film ini menyadarkan saya bahwa semua manusia itu berbeda, dan memang sudah semestinya seperti itu.
Namun bukan berarti karena dalam-nya jurang perbedaan itu membuat kita berhak untuk mendiskreditkan (menjelekan atau memperlemah wibawa) hidup atau jalan hidup seseorang.

"Life was like a box of chocolates, you never know you're gonna get."
Hidup itu misteri, seperti sekotak coklat. Kamu tidak pernah tahu akan mendapatkan coklat yang mana atau seperti apa, akankah coklat yang sangat manis atau begitu masam?




Pergolakan Pemikiran Islam - Ahmad Wahib

 

Pergolakan Pemikiran Islam adalah sebuah catatan harian milik seorang jurnalis, Ahmad Wahib, yang telah berhasil dibukukan, dan menceritakan pasal-pasal kegundahannya mengenai 'ajaran' Islam.

Dalam salah satu halaman disebutkan begini:
"Sebagian orang meminta agar saya berfikir dalam batas-batas Tauhid, sebagai konklusi globalitas ajaran agama islam. Aneh, mengapa berfikir hendak dibatasi. Apakah Tuhan itu takut terhadap rasio yang diciptakan oleh Tuhan itu sendiri? Saya percaya pada Tuhan, tapi Tuhan bukanlah daerah terlarang bagi pemikiran. Tuhan ada bukan untuk tidak dipikirkan "adanya". Sesungguhnya orang yang mengakui ber-Tuhan, tapi menolak berfikir berarti menghina rasionalitas eksistensinya Tuhan. Jadi dia menghina Tuhan karena kepercayaanya hanya sekedar kepura-puraan yang tersembunyi"

Sejujurnya saya ragu untuk memasukan buku ini kedalam list rekomendasi, takut di bilang tidak ber-aqidah atau tidak ber-iman.
Tapi ditengah kontroversi-nya buku ini, banyak pemikiran-pemikiran beliau yang menurut saya "ada benarnya" atau tidak sepenuhnya benar.


Seperti hal-nya menonton film PK, membaca buku ini pun menurut saya harus menggunakan pemikiran yang sama jernih dan terbuka-nya.



Sophie's World - Jostein Gaarder


Ngomongin filsafat? Berat.
Percayalah, saya mesti berulang-ulang membolak-balikan setiap lembar halaman dalam buku terjemahan setebal 798 halaman ini (yang belum benar-benar saya baca sampai habis)
Buku ini sejenak mengajak kita untuk berfikir mengenai pertanyaan-pertanyaan filosofis mengenai asal-usul semesta atau hakikat hidup kita sebagai manusia. 


Karena saya Pelupa, jadi saya rangkum. Hahaha
Jostein Gaarder mampu merangkum sekian banyak filsuf terkemuka sejak era Socrates hingga Sigmun Freud, dalam satu bacaan dengan bahasa yang sederhana dan mudah untuk dimengerti (daripada membaca buku filsafat beneran) karena selama ini filsafat dipandang berat dan sulit untuk dipelajari.

"Banyak orang menjalani pengalaman di dunia dengan ketidak percayaan yang sama seperti ketika seorang pesulap dengan tiba-tiba menarik seekor kelinci dari topinya, padahal sebelumnya telah ditunjukan bahwa topi itu kosong.
Dalam kasus kelinci, kita tahu bahwa pesulap itu telah memperdaya kita, yang ingin kita ketahui hanyalah bagaimana dia melakukannya. Tapi jika menyangkut dunia, masalahnya agak berbeda. Kita tahu bahwa dunia bukanlah hasil sulapan tangan dan tipuan sebab kita berada di sini, didalamnya, kita merupakan bagian darinya. Sesungguhnya kita adalah kelinci putih yang ditarik keluar dari topi. Satu-satunya perbedaan antara kita dan kelinci putih itu adalah bahwa kelinci tidak menyadari dirinya ikut ambil bagian dalam tipuan sulap. Tidak seperti kita, kita merasa kita adalah bagian dari sesuatu yang misterius dan kita ingin tahu bagaimana cara kerjanya.
Sepanjang menyangkut kelinci putih, barangkali lebih baik kita membandingkanya dengan seluruh alam raya. Kita yang hidup di sini adalah serangga-serangga mikroskopis yang hidup di sela-sela bulu kelinci. Namum para filosof selalu berusaha untuk memanjat helaian-helaian lembut dari bulu binatang itu untuk dapat menatap langsung ke mata si tukang sulap."




3 Idiots 

setelah bingung antara memasukan film ini atau Buku The Little Prince

Lagi-lagi film Bollywood, Lagi-lagi Aamir Khan. film ini pasti sudah banyak yang tahu kan? (berharap ada yang baca dan jawab 😅) 

Film sindiran bagi para akademisi yang saat ini lebih banyak berkutat pada nilai akhir, dibanding dengan proses dalam pencapaian memahami makna ilmu itu sendiri. Serta Pengajaran akan moral-moral hidup sebagai manusia juga eksistensi-nya sebagai makhluk sosial dengan paradigma yang mengharuskan kita untuk lulus dengan nilai memuaskan dan kemudian mendapatkan pekerjaan yang ber-gengsi dan ber-tarif tinggi.
Atau di-analogikan seperti seorang anak yang dituntut agar sesuai dengan rancangan hidup sesuai garis yang sudah ditentukan (diharapkan) oleh para orang tua-nya.
Miris, Karena saya pun turut mengamini paradigma tersebut.😅

Komentar